MENULIS PROPOSAL PENELITIAN


Arsel Pau Riwu (August 5, 2019)

 MENULIS PROPOSAL PENELITIAN

Dalam tulisan ini, saya akan membahas beberapa hal berkaitan dengan penulisan sebuah proposal penelitian, dengan batasan pemahaman dan pengalaman dalam aktivitas menulis proposal riset yang telah saya lakukan. Sebagai gambaran umum, proposal penelitian merupakan tulisan ilmiah yang berisi rancangan atau blue print dari sebuah proyek penelitian yang akan dilakukan. Proposal penelitian umumnya diajukan kepada sponsor atau organisasi seperti universitas sebagai syarat untuk mendapatkan persetujuan atau dukungan dalam melakukan sebuah riset. Dalam proposal penelitian diharapkan mengandung ide original contribution terhadap ilmu pengetahuan, metode yang cocok (suitable) dan tentunya harus dapat dikerjakan oleh peneliti (feasible) dengan pencapaian yang terukur dalam timeframe yang jelas. Hal yang harus diingat dalam menulis sebuah proposal riset ialah sangat penting untuk mengidentifikasi guidelines dari sponsor atau organisasi dimana proposal tersebut akan diajukan.
Sebelum membahas mengenai sistematika penulisan proposal, maka dalam tulisan ini akan dipaparkan terlebih dahulu mengenai beberapa hal penting dalam fase pra penulisan proposal yang merupakan tahapan penentu isi dan karakteristik proposal dan riset yang akan dilakukan.

1.        Pra Penulisan Proposal
Pra penulisan proposal penelitian merupakan saat yang penting dalam kaitannya dengan menemukan ide penelitian. Penemuan ide penelitian sangat dipengaruhi oleh latar belakang, petualangan akdemik yang telah dilalui, serta sensitifitas seorang peneliti atau calon peneliti dalam melihat persolan sebagai kesempatan untuk dijawab secara ilmiah. Hal yang paling penting dalam pra penulisan proposal ialah kecermatan dalam menentukan state of the art dari penelitian yang akan dilakukan. State of the art yang kuat merupakan hasil penelusuran terhadap informasi ilmiah tentang bagaimana kecenderungan penelitian dalam topik yang dipilih. Kecenderungan penelitian yang dimaksud mencakup tingkat pengembangan penggunaan instrument penelitian, prosedur, proses, teknik, hingga teori yang dicapai pada waktu tertentu dan merupakan hasil dari penerapan metodologi terkini. Penentuan state of the art dapat didasarkan pada tiga hal yaitu data yang akan diperoleh serta proses dan analisis yang akan dilakukan. Kaitannya dengan data, peneliti misalnya dapat menggunakan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan menerapkannya pada masalah baru. Sementara untuk proses, sebagai contoh peneliti dapat mengubah atau memodifikasi metode pada suatu penelitian terdahulu untuk diaplikasikan pada tujuan yang sama atau berbeda. Pada bagian analisis, peneliti dapat melakukan analisa yang tajam dan dengan prespektif berbeda pada suatu penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
State of the art yang baik tentunya memiliki kriteria yaitu memenuhi aspek kontribusi, originalitas, dan keterbaruan. Kontribusi sebuah penelitian dapat berupa kontribusi terhadap perkembangan keilmuan dalam sebuah topik atau bidang riset tertentu dan kontribusi secara praktis. Originalitas dari sebuah ide riset sangat menentukan posisi dan kekuatan dari riset yang akan dilakukan, terlebih jika hasilnya ingin dipublikasikan melalui forum-forum ilmiah atau jurnal terakreditasi. Ide yang original tentunya tidak cukup baik tanpa dilengkapi dengan aspek keterbaruan. Ide yang diangkat harus setidaknya mengikuti kondisi perkembangan terakhir atau novum dalam bidang riset tersebut. Berdasarkan novum riset terakhir, maka ide riset yang diproposalkan dapat ditempatkan dalam posisi atau celah yang jelas terhadap penelitian-penelitian terdahulu, dengan arah dan tujuan yang terukur. Apabila kondisi ini tidak tercapai, maka hal yang ditakutkan ialah tingginya kemungkinan terjadi pengulangan penelitian sehingga penelitian yang akan dilakukan menjadi tidak berkualitas.
Dalam tulisan ini, saya akan mencoba untuk memaparkan salah satu contoh sederhana bagaimana sebuah ide penelitian dapat memenuhi kriteria state of the art yang baik. Misalnya seorang peneliti menemukan persoalan pencemaran lingkungan aquatic dengan polutan tertentu dan ingin dikaji alternative metode pemecahan masalah secara ilmiah. Beberapa hal yang harus diketahui diantaranya ialah metode yang pernah dilaporkan dalam menanganai polutan yang sama dalam lingkungan aquatik beserta kelemahan dan kelebihannya. Selanjutnya berdasarkan kelemahan metode terdahulu, maka peneliti/penulis harus memaparkan secara rinci alternative metode penanganan terbaru yang akan ditawarkan beserta kelebihannya. Metode terbaru yang ditawarkan dapat berupa modifikasi metode yang pernah dinyatakan dalam laporan terdahulu atau suatu hal baru yang sama sekali belum pernah dilaporkan. Agar dinyatakan sebagai metode yang valid maka prosedur penelitian yang jelas harus dijelaskan beserta parameter-parameter evaluasi untuk memberikan justifikasi terhadap metode yang ditawarkan. Pada kondisi ini maka ide penelitian telah dikatakan memenuhi aspek kontribusi dan keterbaruan.
Mendapatkan state of the art yang kuat dan berkualitas baik tentunya memerlukan usaha dan kerja keras peneliti/penulis. Namun, hal itu dapat dicapai dengan beberapa teknik diantaranya ialah brainstorming, free writing, dan literature scanning. Dengan brainstorming penulis/peneliti harus mengumpulkan masalah dan ide riset sebanyak-banyaknya tanpa terlebih dahulu memperhatikan aspek kualitasnya. Umumnya kapabilitas dan petualangan akademik akan menjadi faktor yang sangat menentukan banyaknya kuantitas dan kualitas ide penelitian. Setelah semua ide penelitian terkumpul, barulah diadakan pertimbangan kualitas dan kelayakan ide untuk masuk pada tahap selanjutnya. Dengan free writing hampir sama dengan brainstroming, namun teknik ini lebih menekankan pada menginventarisir ide yang diperoleh dalam bentuk catatan. Sementara dengan teknik literature scanning sangat dibutuhkan kemampuan untuk membaca literature ilmiah secara cepat dan menemukan ide sebanyak-banyaknya. Pada teknik ini, hal yang ditekankan ialah bagaimana menemukan inti pembahasan literature yang berkaitan dengan objek yang dikaji. Semakin banyak literature yang dibaca, maka arah dan celah dari penelitian yang akan dilakukan semakin jelas diketahui.

2.        Sistematika proposal penelitian
Umumnya setiap disiplin ilmu memiliki format dan karakteristik tersendiri dalam menyusun sebuah proposal riset. Secara umum komponen sebuah proposal penelitian terdiri atas judul, pendahuluan (introduction), review literature, metode, dan daftar pustaka.
2.1.Judul (Title)
Judul harus dinyatakan secara singkat, deskriptif dan mencakup semua aspek kajian yang akan dilakukan. Judul ditulis dengan kata kunci tertentu yang membuat pembaca tertarik untuk memambaca keseluruhan isi proposal.
2.2.Pendahuluan (introduction)
Bagian pendahuluan merupakan tulisan yang mengandung scientific background, masalah yang ingin dikaji, tujuan dan manfaat penelitian dari topik yang dipilih.
2.2.1. Latar belakang (scientific background)
Tujuan utama dari penulisan latar belakang dalam proposal penelitian ialah untuk menyajikan konteks dari penelitian yang akan dilakukan. Dalam dasar ilmiah (latar belakang) yang ditulis secara sistematis, logis, objektif, dan dengan alur yang baik, harus mengandung alasan kuat pemilihan topik penelitian yang diproposalkan. Menulis latar belakang harus dimulai dari isu atau masalah/statement umum, kemudian detail pada topik riset yang spesifik atau dikenal sebagai menulis dengan pendekatan deduktif. Penulis harus mampu membuat gambaran atau memetakan hasil penelitian/penemuan dalam kaitan topik yang dipilih berdasarkan scientific report terdahulu kemudian melakukan assosiasi atau komparasi terhadap penelitian yang akan dilakukan.
2.2.2.  Rumusan masalah (Statement of the problem)
Rumusan masalah dibuat berdasarkan topik untuk menentukan arah dan batasan variabel. Pembagian jenis rumusan masalah dapat didasarkan pada hubungan antara variable yaitu dapat berupa rumusan masalah deskriptif (variable tunggal), komparatif atau asosiatif. Dalam membuat rumusan masalah, maka kalimat harus dinyatakan dalam bentuk kalimat interogatif. Terkadang para penulis proposal menemukan kesulitan dalam menemukan dan menentukan rumusan masalah. Jika sesorang sulit menemukan masalah yang dapat dipecahkan dengan pendekatan metode ilmiah dalam riset, maka dapat dikatakan bahwa terdapat sesuatu yang salah dengan pengalaman profesi dan penguasaan teori dibidangnya.
2.2.3.  Tujuan (The objective of the study)
Bagian tujuan dalam penulisan proposal penelitian dimaksudkan untuk menjawab apa yang ditulis dalam rumusan masalah. Tujuan harus ditulis secara jelas serta terukur (mesurable).
2.2.4. Manfaat
Bagian manfaat dapat dipakai oleh peneliti/penulis untuk mencantumkan kontribusi yang diharapkan dari hasil penelitian yang diproposalkan baik dalam pengembangan keilmuan maupun kontribusi secara praktis.

2.3.Review literatur (literature review)
Bagian review literature dipakai untuk menyediakan background dan konteks penelitian dalam framework bidang riset yang dikaji serta menunjukan pemahaman peneliti/penulis terhadap masalah dan variabel penelitian. Bagian ini harus ditulis secara sistematis dengan membahas hasil dari pengkajian terdahulu yang timely, relevan, dan memiliki hubungan dengan penelitian yang diproposalkan. Dalam proposal umumnya review literature ditulis secara umum dan to the point.
Dalam menulis review literature yang baik, pemilihan pustaka yang digunakan harus diperhatikan dalam aspek kredibilitas sumber, relevansi, timely dan umumnya disarankan untuk menghindari melakukan sitasi dari sumber sekunder. Dalam aspek kredibilitas yang harus diperhatikan ialah dari mana sumber publikasi literature, afiliasi dan database sitasi dari penulis, dan tentunya reputasi dari sumber (jurnal) dan penulis literature tersebut. Penulis/peneliti dapat memilih sumber primer yang dipublikasi dari jurnal internasional dengan reputasi yang baik untuk menjaga kualitas isi tulisan. Tidak hanya kredibilitas, namun tahun publikasi dari literature yang dipakai harus diperhatikan dimana umumnya disarankan menggunakan mayoritas publikasi dalam 5 (lima) tahun terakhir sebelum sejak penulisan dilakukan.
Hal penting lain yang harus diperhatikan dalam menulis ialah etika sitasi literature. Penulis/peneliti diwajibkan untuk menghindari plagiarism ketika menulis literature review dalam proposal penelitiannya. Plagiarism tidak hanya berhubungan dengan ide penelitian yang dipakai, namun juga berkaitan dengan hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dan ingin disitasi kedalam literature review. Dalam melakukan sitasi terdapat beberapa mode sitasi yang dapat digunakan. Tiap mode sitasi memiliki aturan tersendiri yang tidak dibahas dalam tulisan ini. Contoh mode sitasi yang paling umum ialah mode American Psychological Association (APA), Harvard mode, dan Modern Language Association (MLA).  Namun, pemilihan mode sitasi sangat bergantung pada konteks tulisan yang dibuat.
Penulis/peneliti dapat menggunakan sitasi tidak langsung dengan metode paraphrase literature kemudian harus mencantumkan rujukan/sumber sitasi pada akhir kalimat dan dalam reference list atau daftar pustaka. Beberapa saran dalam melakukan paraphrase literature untuk dimasukan dalam literature review diantaranya ialah: (i) baca berulang-ulang kalimat yang akan dikutip, (ii) kata-kata frase kunci yang dipertahankan harus diberi “tanda kutip”, (iii) susunan kalimat dibuat menggunakan versi baru tanpa melihat tulisan asli untuk menghindari kata yang sama, (iv) periksa kembali susunan kalimat yang telah dibuat, dan terakhir (v) cantumkan rujukan pada teks (penulisan tahun terbitnya atau nomor halaman serta penulis). Untuk menghindari plagiarism maka penulis/peneliti dapat melakukan self-evaluation secara objektif terhadap tulisan dengan bantuan beberapa aplikasi untuk mendeteksi persentase plagiarism dari tulisan yang dibuat. Aplikasi yang disarankan untuk dipakai diantaranya ialah Plagiarism Checker X dan PlagTracker (http://www.plagtracker.com/).
Sedikit strategi dalam hal teknis menulis review literature yang ingin dibagikan dalam tulisan ini yaitu, untuk memudahkan proses menulis secara sistematis maka perlu didahului dengan melakukan drafting poin-poin umum yang ingin dibahas. Dari kerangka umum yang dibuat, selanjut dilakukan eksplorasi untuk membuat kalimat penjelas dan menjadi paragraph yang utuh.

2.4.Metode (methodology)
Metodologi merupakan bagian yang sangat penting dan dapat dikatakan sebagai jantung dari sebuah proposal riset karena akan menceritakan blue print atau rencana detail dari riset yang akan dilakukan. Dalam menulis bagian metode harus dilakukan secara jelas, dan jangan berasumsi bahwa reviewer atau pembaca familiar dengan teknik atau metode dalam penelitian yang diproposalkan. Khusus dalam tulisan ini, sistematika atau komponen dari metodologi yang akan dibahas ialah mode yang umum dipakai dalam proposal riset pada disiplin ilmu sains-kimia. Bagian metode umumnya mencakup waktu, tempat, alat dan bahan, variabel, prosedur, dan analisis data penelitian. Pada bagian waktu dan tempat dapat dicantumkan skedul rinci dari aktifitas dan tempat penelitian yang akan dilakukan. Bagian alat dan bahan harus dicantumkan dengan jelas instrumentasi dan bahan yang akan dipakai.
Pada bagian variabel harus dicantumkan secara jelas komponen variabel bebas, variabel terikat dan variabel kontrol yang dipakai. Variabel bebas merupakan variable yang dikontrol serta dirubah/dimanipulasi dan bertanggungjawab terhadap perubahan variable terikat. Sementara Variabel terikat adalah variabel yang diamati dan diukur serta merupakan konsenkuensi dari perubahan variable bebas. Bagian variabel kontrol menyatakan variable yang dikendalikan pada keadaan konstan agar hubungan antara variable bebas dan variable terikat tetap konstan dengan mengeliminasi variable moderasi. Pada bagian prosedur penelitian harus dinyatakan secara terperinci dan jelas dan jangan berasumsi bahwa reviewer atau pembaca familiar dengan prosedur yang dipakai. Hal lain yang sangat dibutuhkan ialah peneliti/penulis harus menggunakan prosedur yang logis secara keilmuan, dan merupakan prosedur yang telah teruji atau prosedur standar dimana probabilitas gagalnya penelitian karena pemakaian prosedur tersebut harus direduksi hingga titik nol.

2.5.Daftar pustaka (Reference)
Model penulisan daftar pustaka harus disesuaikan dengan aturan pada mode sitasi yang dipakai yang mana tidak dibahas dalam tulisan ini. Jenis sumber yang dipakai misalnya jurnal, buku, thesis, dll akan sangat menentukan bagaimana konstruksi dalam menulis reference list. Namun, poin penting yang ingin disampaikan dalam tulisan ini ialah bahwa setiap sumber yang disitasi wajib untuk dicantumkan pada bagian daftar pustaka. Untuk memudahkan penulis dalam melakukan sitasi dan menambahkan daftar pustaka secara otomatis, maka dapat menggunakan aplikasi seperti Mendeley dan aplikasi lainnya.

Demikian tulisan kali saya buat, semoga dapat bermanfaat.

Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman pribadi mengurus Visa J1 untuk studi ke Amerika Serikat

Holobion: cara rasional melihat tubuh manusia (Homo sapiens) sebagai organisme minoritas dalam dunia mikrobioma

Fragmen catatan tentang spesies manusia (Homo sapiens): Asal usul dan profil yang tidak signifikan hingga jalur menuju kepunahan