Spesies manusia (Homo sapiens): entitas dinamis dari kombinasi atom dalam siklus materi yang kekal di alam semesta
Oleh: Arsel Arianto Pau Riwu
Saya membuat tulisan ini sebagai bagian
dari upaya sederhana mengoleksi kesadaran tentang siapa manusia dalam alam semesta
ini dan potongan cerita dibalik eksistensinya. Pertanyaan tentang apa itu
manusia dan pertanyaan turunan lainnya seringkali hadir, karena manusia memang
diberikan kemampuan untuk memiliki kesadaran dan pemaknaan terhadap masa
lampau, sekarang dan masa yang akan datang. Kesadaran terhadap ruang, waktu dan
pemaknaan dengan spektrum yang luas dan tajam menjadi salah satu perbedaan antara
spesies manusia (Homo sapiens) dengan
spesies lain dari kerajaan hewan (Animalia).
Dalam sejarah manusia, beberapa disiplin ilmu telah mencoba hadir untuk
menjawab pertanyaan terkait eksistensi manusia, diantaranya ialah sains empiris
seperti biologi dan kimia hingga bidang lain seperti psikologi dan theologia. Dalam
tulisan ini saya ingin secara umum melihat manusia sebagai bagian dari alam
semesta dari prespektif sains empiris.
1.
Materi
dan alam semesta dalam kekekalan
Definisi alam semesta yang saya maksudkan akan diletakan pada pemahaman umum sebagai sebuah totalitas dari segala sesuatu yang eksis, termasuk semua materi fisik, energi, planet, bintang, galaksi serta ruang intergalaksi dan waktu. Sementara materi ialah segala objek yang memiliki massa dan volume. Alam semesta dari prespektif sebagai materi mikroskopik tersusun atas partikel fundamental yang dikenal dan diterima hingga saat ini dalam sains sebagai partikel atom. Atom-atom yang menyusun alam semesta terbagi atas 188 unsur yang hingga saat ini diketahui dan dideteksi oleh manusia. Secara umum dan alamiah, untuk mencapai tingkat kestabilan tertentu atom akan terkombinasi satu sama lain dalam keteraturan hukum alam melalui ikatan kimia membentuk molekul (gaya intramolekul). Selanjutnya molekul satu dan yang lain dapat menyusun molekul yang lebih besar melalui ikatan kimia atau melalui gaya intermolekuler. Kombinasi molekul akan menjadi penyusun materi yang lebih besar dengan berbagai variasi sifat kimia dan fisika yang dapat dideteksi oleh bioreseptor manusia. Sebagai contoh, dua mol atom Hidrogen dengan satu mol atom Oksigen terkombinasi melalui ikatan kovalen tunggal membentuk satu mol molekul H2O dengan geometri yang tidak linear (planar bentuk V). Penjelasan ini secara sederhana belum cukup untuk menjelaskan eksistensi satu tetes air yang ada di alam. Jutaan molekul H2O akan saling berinteraksi satu sama lain melalui gaya intermolekul seperti ikatan Hidrogen untuk membentuk suatu kumpulan atau tetesan air yang cukup dilihat dan dideteksi oleh indera manusia.
Dalam penjelasan dan interpretasi terkini dari
bidang Astronomi mengindikasikan bahwa usia alam semesta adalah 13,75 ± 0,17
miliar tahun, dengan diameter alam semesta yang bisa terobservasi hingga saat
ini sekitar 93 miliar tahun cahaya atau 8,8 x 1026 meter. Teori yang
dipakai untuk menjelaskan hal yang berhubungan dengan aspek materi alam semesta
ialah bahwa pada sekitar 13,75 miliar tahun lalu, zat, energi, waktu, dan ruang
tercipta setelah peristiwa yang dikenal sebagai Ledakan Besar (Big Bang).
Dalam teori ini semua materi, waktu, ruang dan energi berasal dari satu
keterpaduan (singularitas) dengan kepadatan yang tinggi. Singularitas tersebut
kemudian berkembang dalam “ledakan” besar atau inflasi sehingga melalui
kondensasi membentuk alam semesta seperti planet, bintang dan galaksi. Hingga
saat ini ekspansi dari ruang dan waktu yang menjadi salah satu pendukung teori Big bang, masih menjadi salah satu
kajian yang menarik untuk dilakukan oleh para ilmuwan. Hal yang menarik tentang
keabadian yang dinamis dari alam semesta ialah bahwa planet, bintang dan benda
lainnya pada skala makroskopik akan memiliki siklus pembentukan dan penyusunan
ulang (penghancuran) dalam periode tertentu. Akan tetapi esensi materi sendiri
sebagai atom akan tetap eksis sebagai entitas dinamis yang abadi. Mengutip apa
yang disampaikan oleh seorang kosmolog dan ahli fisika teoritis London yaitu
Stephen Hawking dengan proposalnya bahwa ruang, waktu dan meteri tidak memiliki
batas atau tidak memiliki titik awal dan titik akhir, maka dapat dipahami bahwa
alam semesta ini termasuk manusia dari prespektif materi adalah juga bagian
dari elemen yang memiliki keabadian.
Dalam kajian ilmu Kimia, materi adalah kekal dan
abadi sebagai patikel atom dimana materi hanya akan mengalami transformasi yang
dinamis dari suatu bentuk kombinasi pada skala mikroskopik menjadi bentuk yang
lain. Hal ini secara saintifik dikaji dan dikenal dalam Hukum kekekalan massa
yang dikemukakan oleh Antonie Laurent
Lavoisier pada tahun 1770an. Sebagai kumpulan materi, alam semesta termasuk
partikel fundamental penyusun tubuh manusia juga adalah kekal/abadi, dimana tidak diciptakan dan juga tidak dapat
dimusnahkan. Materi hanya akan mengalami transformasi pada elemen yang
paling fundamental yaitu dalam skala kombinasi atom dan molekul (reaksi kimia)
atau perubahan pada partikel sub atomik inti (reaksi nuklir). Sebagai
contohnya, saya ingin mengajak pembaca berimajinasi, ketika tubuh manusia
dibakar dalam pembakaran sistem tertutup yang tidak memungkinkan materi bahkan
pada skala atom untuk keluar dan masuk dari system pembakaran ke lingkungan,
maka akan ditemukan bahwa massa tubuh yang ditimbang sebelum pembakaran sama dengan
massa total komponen setelah pembakaran seperti karbon dan mineral (abu). Hal
ini dapat terjadi dengan catatan system pebakaran ialah system tertutup ideal
yang tidak memungkinkan gas seperti CO2 dari hasil pembakaran senyawa
karbon penyusun tubuh keluar ke udara.
2.
Manusia
sebagai materi dalam siklus materi yang abadi
Tubuh manusia sebagai
susunan unit struktural dan fungsional dari sel, tersusun atas jutaan atom dari
sekitar 60 jenis unsur. Unsur-unsur utama yang menyusun massa tubuh manusia
sekitar lebih dari 96% ialah ialah Oksigen (±65%), Karbon (±20%), Hidrogen
(±10%), Nitrogen (±3%), Kalsium (±1,5%) dan Fosfor (±1 %). Unsur-unsur ini
hadir dalam bentuk mineral, molekul dan makromolekul dalam tubuh seperti air
(62%), protein (16%), lemak (16%), mineral (6%) dan karbohidrat (1%). Unsur Oksigen dan Hidrogen umumnya
berada dalam molekul air, karbohidrat dan protein. Unsur Karbon dengan keunikan
empat valensi umumnya hadir dalam bentuk karbohidrat maupun protein dalam sel,
enzim dan biomatriks tubuh lainya. Kemampuan karbon untuk membentuk ikatan
kovalen dengan empat valensi menyebabkan unsur ini dapat membentuk rantai
makromolekul yang panjang. Selain itu, entalpi ikatan antara atom karbon
relatif moderat (ikatan tunggal ±400 kJ/mol), sehingga ikatan ini lebih dinamis
untuk mengalami perubahan/perombakan dalam sistem biologis tubuh. Unsur
Nitrogen umumnya hadir dalam asama amino yang menyusun protein dan asam nukleat
yang menyusun materi genetik dalam sel seperti deoxyribonucleic acid (DNA). Kalsium merupakan mineral umum yang
terdapat dalam tulang dan gigi. Kalsium juga sangat berperan penting dalam kontraksi otot dan regulasi protein dalam tubuh.
Tulang manusia akan membebeaskan ion-ion
kalsium jika tidak tercukupi oleh kalsium dari bahan makanan sehingga
berpotensi menyebabkan terjadinya osteoporosis. Fosfor umumnya terdapat dalam
tulang tetapi juga dalam molekul Adenosin tripospat yang berperan dalam
metabolisme tubuh.
Dengan memperhatikan komposisi dari tubuh manusia,
maka salah satu pertanyaan logis yang muncul ialah darimana dan bagaimana
asalnya atom penyusun tubuh manusia ?, jawaban atas pertanyaan ini tidaklah
mudah dan sederhana. namun pendekatan sains telah memberikan kesempatan kepada
manusia untuk memahami lebih jauh dan menjawab pertanyaan ini. Atom penyusun
tubuh manusia berasal dari alam semesta dan sama dengan atom unsur yang
menyusun benda seperti bintang dan planet. Hal ini sebenarnya adalah
pengetahuan umum dimana tubuh manusia tersusun atas atom yang masuk melalui
bahan makanan dan minuman yang ada di planet bumi. Manusia bisa mengalami
pertumbuhan dari proses awal pembuahan sel telur oleh sel sperma hingga menjadi
manusia dewasa dan meninggal karena melalui proses pembelahan atau duplikasi sel
dalam tubuh. Proses ini membutuhkan input dan perubahan yang dinamis dari materi
berupa karbohidrat, protein, lemak, mineral, air, oksigen dan zat lainnya. Sebagai
contoh, tubuh manusia tersusun atas lebih dari 60% berupa air dengan kandungan
atom unsur Hidrogen dan Oksigen. Unsur Hidrogen ialah unsur yang paling
sederhana dengan satu atomnya hanya mengandung satu proton dan satu elektron.
Atom unsur Hidrogen ini memiliki diameter 2,4 Å (2,4 x 10–10 m) dengan
kelimpahan yang tinggi mencapai lebih dari 75% dari massa alam semesta. Jika
ditelusuri dari lebih jauh, atom unsur Hidrogen sudah ada bahkan sebelum Big
Bang. Dua inti hydrogen yang mengalami reaksi fusi (reaksi termonuklir) akan
membentuk atom Helium. Reksi ini adalah proses yang umum dalam inti bintang
seperti yang terjadi pada matahari. Atom unsur lainnya yang lebih berat dari
Hidrogen seperti Oksigen dapat terbentuk melalui reaksi fusi (penggabungan inti
atom). Reaksi inti ini sangat berperan dalam siklus dari bintang dan materi
dimana bintang yang kehabisan bahan bakar akan menjadi supernova yang meledak dan
menyebarkan seluruh elemen penyusunnya, membentuk planet-planet dan benda
angkasa lainnya.
Di planet Bumi terbentuk “kehidupan” termasuk
tubuh manusia dari susunan atom yang berasal dari keadaan awal sebelum big
bang. Jadi fakta menunjukkan bahwa segala materi yang ada di bumi berasal
dari bintang yang meledak sama halnya dengan asal atom dalam tubuh manusia.
Pada awal pembentukan kehidupan, atom-atom seperti Karbon, Oksigen, Nitrogen
dan Hidrogen terkombinasi satu sama lain menjadi moelekul organic dan
makromolekul seperti protein dan karbohidrat yang selanjutnya hadir dalam
makluk uniseluler. Makluk uniseluler seperti bakteri, jamur, dan beberapa jenis
Protista inilah yang berkembang dalam proses evolusi yang kompleks, dengan
rantai perubahan yang panjang menjadi makluk multiseluler seperti hewan
(animalia) yang mana didalamnya termasuk manusia. Manusia sebagai individu yang
utuh mengambil atom-atom untuk menyusun tubuhnya dari bahan makanan dan minuman
seperti tumbuhan, hewan dan air. Selain itu manusia juga mengambil atom oksigen
langsung dari atmosfer kedalam tubuh untuk dipakai dalam proses respirasi dan
metabolisme sel. Dapat dikatakan bahwa keseluruhan tubuh manusia dapat
membangun tubuhnya sendiri melalui interaksi materi dari alam semesta.
Atom-atom yang terdapat dalam tubuh manusia akan tetap
menjadi bagian dari planet bumi dengan kuantitas yang sama ketika manusia telah
mati. Atom-atom tersebut akan tetap berada dalam siklus materi yang tiada akhir
(abadi). Hal yang berbeda ialah susunan molekul dan sel yang akan berganti dari
satu bentuk ke bentuk yang lain. Sebagai contoh, atom seperti karbon, hydrogen dan
oksigen dalam tubuh akan menjadi penyusun belatung ketika manusia mati, atau
menjadi unsur hara dalam tanah yang akan diserap tumbuhan atau akan menjadi gas
seperti CO2 yang naik ke udara. Implikasi dari dasar pemikiran bahwa
manusia dan alam semesta ialah materi ialah bahwa manusia dan alam bukanlah
entitas yang statis melainkan merupakan entitas dinamis. Dinamis dalam
prespektif adanya proses penyusunan ulang materi-fundamental seperti atom dan molekul
penyusun materi
References:
Padikal, T
. N .,
and Fivozinsky, S . P .,
Medical Physics Data Book, National Bureau of Standards Handbook
138, U . S .
Government Printing Office, Washington, DC, 1981.
Snyde, W .
S ., et al ., Reference Man: Anatomical,
Physiological, and Metabolic Characteristics, Pergamon, New York, 1975 .
https://astronomy.stackexchange.com/questions/1767/did-atoms-in-human-body-indeed-come-from-stars
Anda Kelihatan atheis skali bos😅
ReplyDeleteYg ditulis bisa berbeda dengan yg diyakini😂
DeleteMantap bos
ReplyDelete